Bahagia adalah sebuah perasaan. Ia adalah sebuah ungkapan kata yang sulit didefinisikan. Bahagia adalah sesuatu yang maknawi, sebuah perasaan yang lahir dalam hati, membawa berjuta makna. Orang yang bahagia berarti orang yang merasakan kepuasan dan qana’ah. Bahagia adalah perasaan yang dapat dirasakan oleh siapa saja yang amal wajib dan sunnah. Perasaan yang dirasakan oleh orang yang berdzikir mengingat Allah, orang yang baik dan selalu menjaga shalatnya. Bahagia ini dirasakan oleh orang-orang yang mengenal Allah dan merasakan jejak-jejak nikmat-Nya pada dirinya.
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Q.S ar-Ra’du: 28)
Sesungguhnya seorang insan akan merasakan kebahagiaan ini pada amal shalih, kesehatan, fisik normal yang bisa digunakannya untuk menegakkan kebenaran, membantu orang lain, perealisasian keselamatan dan pergaulan yang baik.
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (Q.S An Nahl: 97)
Kebahagiaan dapat dirasakan oleh seorang insan pada cinta yang tulus, kehidupan yang baik, anak-anak yang shalih. Dirasakan oleh seorang laki-laki pada istri yang shalihah, apabila ia melihatnya akan membuatnya bahagia, apabila ia menyuruhnya maka akan taat, apabila ia tidak di sampingnya maka akan menjaga harta dan kehormatannya. Seorang wanita akan merasakan kebahagiaan pada suami yang shalih dan mencintai dirinya, bertaqwa kepada Allah dalam memperlakukan dirinya. Kebahagiaan mereka berdua akan bertambah dengan hadirnya anak-anak yang shalih, yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan mendoakannya sesudah wafat.
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)” (Q.S ali ‘Imran:14).
Sesungguhnya kebahagiaan tidak dapat dikejar dengan harta dan tidak pula dengan emas. Rumah sederhana yang membuat seorang istri tersenyum lebih baik baginya daripada istana yang hanya membuatnya menangis.
“Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya perbendaharaan dunia. Akan tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah rasa cukup di dalam hati.” (HR. Bukhari)
Kebahagiaan itu akan mengantarkannya kepada kebahagiaan yang kekal abadi di dalam jannah yang penuh dengan kenikmatan.
(Dikutip dari terjemahan kitab ‘Kuunii Zaujatan Naajihatan’, Dr. Najla’ as-Syayyid Nayil, hal. 23-24 dengan tambahan dalil)
_Senyum, sabar, semangat…
copas status FB Mba Rinautami
Semua kebaikan kita akan kemabli pada kita juga, Salam Sukses