Meja Sekolah – Beberapa Ratus anak di wilayah kecamatan Sagulung terancam putus sekolah thn ini. Pasalnya PPDB buat sekolah menengah umum (SMA) & sekolah menengah kejuruan (SMK) negara tidak mampu mengakomodir seluruh calon peserta didik yg hendak menambahkan jenjang pendidikan menengah atas.
Ortu yg anaknya telah tamat dari sekolah menengah mula-mula (SMP) sedang bingung sekarang ini. Upaya mereka utk memasukan anaknya di sekolah negara seakan-akan sia-sia.
Sesudah mengetahui anaknya tidak lolos terhadap PPDB on line buat SMA atau SMK negara, para ortu telah berulang kali mendatangi sekolah terkait, Instansi pendidikan kota Batam termasuk juga ke kantor wali kota Batam, tapi hingga Kamis (30/6) belum ada solusi sama sekali.
Para ortu juga pasrah & mereka tidak tahu lagi mesti berbuat apa. Buat masuk ke sekolah swasta, mereka mengaku tidak miliki lumayan budget.
“Mungkin tidak mampu lanjut thn ini. Terpaksa tunggu thn depan apabila benar-benar ingin lanjut sekolah. Jujur saja tidak mampu aku biayai anak ke sekolah swasta,” ucap Heni salah satu orang tua peserta didik yg anaknya tidak di terima di SMAN 5 Batam.
Pada Awal Mulanya kata Heni beragam upaya telah dilakukan termasuk juga mendaftar anaknya di tiga pilihan sekolah yaitu SMAN 5, SMAN 17 & SMAN 19, tetapi tiga-tiganya tidak lolos. Dirinya bahkan telah mendatangi kantor Disdik Batam & kantor wali kota Batam tetapi tiada solusi sama sekali.
Heni mengaku amat sangat kecewa keterbatasan sekolah negara di wilayah area tinggalnya. Padahal juga sebagai orang kurang bisa, sekolah negara ialah satu-satu cita-cita bagi dirinya biar anaknya dapat menyambung pendidikan.
“Kecewa berat bersama pemerintah. Tiap-tiap th senantiasa begini, namun kayaknya tidak ada solusi. Ingin kemana lagi anak kami sekolah pak,” jelasnya.
Safri, penduduk yang lain yg anaknya tidak di terima di SMKN 5 Batam, mengaku rela membelikan kursi & meja sendiri utk anaknya mencari ilmu di SMKN 5, bila benar-benar argumen pihak sekolah daya tampung sekolah terbatas maka anaknya tidak lolos kepada seleksi PPDB reguler kali dulu.
“Mau menuntut ilmu di luar kelas maupun mesti beli kursi & meja sendiri tidak apa-apa asalkan anak aku di terima & sanggup lanjut sekolah,” ucap penduduk dapur 12, Sagulung itu.
Safri mengaku SMKN 5 yakni satu-satunya angan-angan bagi sang anak buat masihlah meneruskan pendidikan, lantaran di ruang area tinggalnya itu cuma satu sekolah negara adalah SMKN 5 itu.
“Kalau di swasta tidak bisa aku. Aku cuman buruh bangunan. Mengapa beberapa orang yg bisa malah di terima sementara anak aku yg memang lah tidak bisa tak di terima,” protes Safri.
Para orang tua yg anaknya tak lolos kepada PPDB kali dulu masihlah menginginkan pada Pemko Batam biar memberikan solusi yg serasi supaya anak-anak mereka sanggup lanjut di sekolah negara.
Semua kebaikan kita akan kemabli pada kita juga, Salam Sukses
